Dialog Nabi Adam A.s Dengan Allah Swt VS Dialog Iblis Dengan Allah Swt, & perangkat perang Nabi Adam A.s Dengan Iblis


Bagian ini akan membahas pernyataan iblis pada saat meminta perangkat untuk memerangi Nabi Adam A.s & anak keturunannya

Berikut ini adalah dialog iblis dengan Allah Swt

“Tuhan, karena engkau telah menguasakan aku atas Adam & memberi apa yang aku minta, maka tambahkan kekuatan padaku!” mohon iblis

Iblis berkata: “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan”.
Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.”
Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, ( Q.S al Araf ayat 14-16 )

Allah Swt berkata : “Engkau bisa mengalir di aliran darahnya”

“Aku pasti akan kalah kalau dia mengingat-Mu” kata iblis lagi
Allah Swt berkata : “Aku telah memberinya sifat lupa, alpa & lalai”

“Dia akan mengalahkanku dengan keturunan yang banyak”,timpal iblis lagi
“Kalau dia beranak, kamu juga akan mempunyai anak,” begitu kata Allah Swt

“Dia akan mengalahkanku dengan kekuatan yang ada pada dirinya” tambah Iblis
Allah Swt berkata : “Kerahkan pasukan berkuda & pasukanmu yang berjalan kaki untuk menghadapi mereka. Lalu berserikatlah dengan mereka dalam hal harta & anak-anak, serta beri mereka janji bahwa tidak ada surga & neraka.”

Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka.” (Q.S Al Isra 17 )

Iblis menjawab : “Engkau telah memenuhi keinginanku. Oleh karenanya, aku akan mendatangi mereka dari arah depan ( yang dari arah ini akan aku buat dunia memperdaya pandangan mereka) lalu dari arah belakang (yang dari arah ini dosa aku buat menipu mereka untuk melakukannya ) dari arah kanan ( yang dari arah ini aku buat mereka lalai ) serta dari arah kiri ( yang dari arah ini aku buat mereka menangguhkan taubat ).”

Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (Q.S Al Araf ayat 17 )

Permintaan Nabi Adam A.s

Bagian ini akan membahas bagaimana Nabi Adam A.s meminta bantuan & pertolongan kepada Allah Swt untuk melawan musuhnya berikut perangkat untuk menghalaunya. Berikut dialog antara Nabi Adam A.s & Allah Swt

“Engkau telah memberi peluang kepada musuh-Mu untuk menguasaiku & telah mendukungnya dengan kekuatan-Mu. Lalu bagaimana aku bisa melawannya?” tanya Nabi Adam A.s
“Ku-lindungi kamu dengan malaikat-Ku” jawab Allah

“Tambahkan kekuatan lainnya untukku” tambah Nabi Adam A.s
“Aku tidak akan menghukummu jika engkau alpa & lupa” Jawab Allah Swt

“Tambahkan karunia-Mu lagi” tambah Nabi Adam A.s
“Aku tidak akan menuliskan dosa atas niat burukmu” jawab Allah Swt

“Tambahkan lagi wahai Tuhan” pinta Nabi Adam A.s
Allah Swt menjawab permintaan Nabi Adam A.s, “Jika kamu tidak jadi melakukan niat burukmu, Aku tulis niat buruk yang tidak jadi itu menjadi kebaikan”

“Tambahkan lagi untukku” pinta Nabi Adam A.s lagi
“Aku akan menuliskan pahala untukmu atas niat baikmu” kata Allah Swt

“Tambahkan lagi wahai Tuhan” pinta lagi nabi Adam A.s
“Jika kamu mengerjakan niat baik tersebut, kebaikan itu akan ditulis sepuluh kali lipat” jawab Allah Swt

“Tambahkan lagi ya Allah” pinta Nabi Adam A.s lagi
“Aku akan menambahnya hingga tujuh ratus kali lipat” jawab Allah Swt

Dari Abu Hurairah R.a, Rasulullah Saw bersabda, “Allah Swt berfirman: Jika hamba-Ku bertekad melakukan kejelekan, janganlah dicatat hingga ia melakukannya. Jika ia melakukan kejelekan tersebut, maka catatlah satu kejelekan yang semisal. Jika ia meninggalkan kejelekan tersebut karena-Ku, maka catatlah satu kebaikan untuknya. Jika ia bertekad melakukan satu kebaikan, maka catatlah untuknya satu kebaikan. Jika ia melakukan kebaikan tersebut, maka catatlah baginya sepuluh kebaikan yang semisal hingga 700 kali lipat.” (HR. Bukhari no. 7062 dan Muslim no. 129).

“Tambahkan lagi yaa Allah”, Nabi Adam A.s belum puas
“Hingga berkali-kali lipat” Allah Swt masih memenuhi

“Tambahkan lagi yaa Allah”, Nabi Adam A.s belum puas
“Jika kamu melakukan keburukan, amal buruk itu baru ditulis tujuh jam kemudian,” begitu Allah memberi jaminan

“Tambahkan lagi yaa Allah”, Nabi Adam A.s belum puas
“Rahmat-Ku mendahului murka-Ku,” begitu kata Tuhan

ini adalah potongan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Al-bukhari & Muslim dari Abu Hurairah R.a: ketika Allah Swt menciptakan satu makhluk, maka dituliskan disi-Nya di atas Arsy sesungguhnya rahmat-Ku mendahului Murka-Ku

“Tuhan, dia mengalahkanku dengan tentara & pasukan berkudanya” jawab Nabi Adam A.s
“Setiap kali kamu melahirkan anak, Aku pasti mengutus malaikat untuk menjaganya,” jawab Allah Swt

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.” (Q.S Al Ra’d ayat 11)

“Tambahkan lagi yaa Allah”, Nabi Adam A.s belum puas
“Pintu taubat terbuka utkmu jika kamu mau bertaubat. Pintu itu juga terbuka bagi salah seorang anak keturunanmu yang bertaubat setahun sebelum meninggal” jawab Allah Swt

“Tambahkan lagi yaa Allah”, Nabi Adam A.s belum puas
“Pintu itu juga terbuka bagi salah seorang anak keturunanmu yang bertaubat sebulan sebelum dia meninggal” jawab Allah Swt

“Tambahkan lagi yaa Allah”, Nabi Adam A.s belum puas
“Pintu itu juga terbuka bagi salah seorang anak keturunanmu yang bertaubat sejam sebelum dia meninggal” jawab Allah Swt

“Tambahkan lagi yaa Allah”, Nabi Adam A.s belum puas
“Pintu itu juga terbuka bagi salah seorang anak keturunanmu yang bertaubat selama ajal belum mencapai kerongkongan sebelum dia meninggal” jawab Allah Swt

Dari abdullah ibn Umar ibn Khattab : Allah Swt menerima taubat seseorang hamba selama ajal belum mencapai kerongkongan

“Tambahkan lagi yaa Allah”, Nabi Adam A.s belum puas
“Aku turunkan untukmu kitab suci-Ku” jawab Allah Swt

“Tambahkan lagi yaa Allah”, Nabi Adam A.s belum puas
“Aku kirim untukmu para Rasul-Ku” jawab Allah Swt

“Tambahkan lagi yaa Allah”, Nabi Adam A.s belum puas
“Aku perkuat kamu dengan kebenaran yang selama kamu berpegang teguh padanya, dia tidak akan mengalahkanmu” jawab Allah Swt

“Tambahkan lagi yaa Allah”, Nabi Adam A.s belum puas
“Aku ajarkan padamu tentang Firman-Ku” jawab Allah Swt

“Tambahkan lagi yaa Allah”, Nabi Adam A.s belum puas
“Aku jadikan adzan sebagai warisan bagi anak keturunanmu” jawab Allah Swt

“Tambahkan lagi yaa Allah”, Nabi Adam A.s belum puas
“Aku jadikan untukmu masjid yang di tempat itu kamu bisa mengunjungi-Ku” jawab Allah Swt

“Tambahkan lagi yaa Allah”, Nabi Adam A.s belum puas
“Aku jadikan dzikir mengingat-Ku sebagai minuman untukmu” jawab Allah Swt

“Lalu, apa yang menjadi prajuritku?” tanya Nabi Adam A.s
“Segala yang melingkari pimpinan mereka. Pimpinan mereka itu akal” jawab Allah Swt

“Apa yg dimaksud dengan akal? apa pula yang dimaksud dengan prajurit ?” tanya Nabi Adam A.s
“Akal adalah raja. Ia memiliki kekuasaan berupa makrifat. Pemimpinnya berupa akal, sumbernya adalah otak, tempatnya berada di Shadr ( dada ) dan kekuasaannya berada di seluruh tubuh. Ia memiliki seratus pembantu. setiap pembantu mempunyai tugas masing-masing” jawab Allah Swt

Permintaan Iblis

bagian ini mengungkap permintaan bantuan iblis
perangkat perang & prajurit dan para pembantu iblis dlm menghadapi Nabi Adam A.s juga dikuak
berikut dialog Iblis dan Allah Swt

“Engkau telah menguasakanku atas adam setelah sebelumnya engkau membuatku terhina & terusir di hadapannya. Semua yang didapat adam itu juga setelah engkau lepaskan pakaian kemuliaan dariku dan busana malaikatku. Engkau juga telah memberinya perangkat perang lengkap dengan pasukannya, Engkau membelanya, menguatkannya, serta mengobarkan perang antara diriku dengan dirinya. Kalau demkian apa yang menjadi perangkat dan prajuritku?” begitu iblis mulai ber-argumen

“Apa yg kamu mau” tanya Allah Swt

“Engkau telah memberinya kitab suci. Lalu apa kitabku ?” tuntut iblis
“Kitabmu adalah tato” jawab Allah Swt

“Lalu siapa rasul untukku” tanya Iblis
“Para dukun” jawab Allah Swt

“Apa bahan pembicaraanku ?” tanya Iblis
“Kebohongan” jawab Allah Swt

“Apa Al Qur’an ku ?” tanya Iblis
“Syair” jawab Allah Swt

“Apa perangkat penyeruku ?” tanya iblis
“Seruling” jawab Allah Swt

“Apa masjidku ?” tanya iblis
“Pasar” jawab Allah Swt

“Apa rumahku ?” tanya iblis
“Kamar kecil (kakus) dan g*****a” jawab Allah Swt

“Apa makananku ?” tanya iblis
“Semua makanan yang tidak di sebut nama-Ku” jawab Allah Swt

“Apa minumanku ?” tanya iblis lagi
“Segala yang memabukkan” jawab Allah Swt

“Apa perangkapku” tanya iblis
“Wanita” jawab Allah Swt

“Engkau berikan prajurit pada Adam. Lalu apa prajuritku ?” protes iblis
“Segala sesuatu yang menyebabkan segala perangai buruk & hawa nafsu yang dapat menguasai Adam” jawab Allah Swt

Dengan semua itu, iblis tersebut merasa puas.

sumber: buku karangan Al hakim al Tirmidzi berjudul “Ghawr al Umur” ( menyibak tabir )

Hadist Palsu Tentang “Kisah Dialog Nabi Muhammad Saw Dengan Iblis Laknatullah”


Artikel ini Beredar sangat banyak dan sudah lama, hadits tentang dialog antara Rasul mulia dan Iblis terlaknat. Sebagian masyarakat menganggap bahwa isinya baik dan bermanfaat sehingga layak disebarkan padahal hadits ini adalah hadits MAUDHU’/PALSU dan DUSTA atas nama Nabi dan berisi hal yang bahaya dan mencederai Rasulullah Saw dan shahabat.

Jangan disebarkan kecuali untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa hadits ini PALSU dan DUSTA!

Berikut ini saya sertakan kajian tiga ulama dunia tentang hadits ini:

A. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
Ketika beliau ditanya tentang riwayat ini, berikut jawabannya:
“Ini hadits dusta. tidak terdapat di dalam kitab-kitab muslimin yang dipercaya baik kitab shahih, sunan, ataupun Musnad. siapa saja yang tahu bahwa ini adalah dusta atas nama nabi maka tidak boleh meriwayatkannya…” (Majmu’ al-Fatawa 18/350)

B. Fatwa Syekh Abdurrahman as-Suhaimi (Ulama Masjid Nabawi dan Dosen Universitas Islam Madinah):
Ini dusta yang nyata! Ini hadits Maudhu’ dusta tidak boleh meriwayatkannya, menyampaikan dan menyebarkannya di masyarakat kecuali jika ingin mengingatkan bahayanya hadits ini dan menjelaskan dustanya.

Di antara tanda-tanda dusta yang nyata adalah:

  1. Menyebutkan (sumpah dengan talak!) hal ini tidak pernah dikenal di antara para shahabat R.a
  2. Pernyataannya tentang tempat berlindungnya (di bawah kuku manusia), ini bertentangan dengan hadits yang shahih dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah R.a dari Nabi Muhammad Saw: jika seseorang bangun dari tidurnya, maka bersihkan hidung dengan air tiga kali karena syetan menginap di dalam hidungnya.
  3. Pernyataannya melalui lisan syetan: (Saya punya anak yang saya beri nama Kahil yaitu yang menjadi celak mata manusia di majelis ulama dan khutbah hingga mereka tertidur saat mendengarkan nasehat para ulama maka tidak dicatat baginya pahala selamanya) bagaimana tidak dicatat baginya pahala selamanya, padahal dia telah hadir di majelis ilmu dan khutbah?
    Apakah sama antara yang hadir dan dikalahkan oleh kantuknya dengan yang tidak hadir sama sekali?
  4. Saya juga ingat di sebagian riwayat-riwayat dusta ini bahwa mereka berkata sesungguhnya Nabi Muhammad Saw menawarkan kepada Iblis taubat agar beliau memberinya syafaat nanti di sisi Allah Swt!
    Ini dusta yang paling besar. Sesungguhnya Allah Swt telah berfirman dan firman-Nya adalah benar, berjanji dan janji-Nya tidak mungkin di ingkari dan tidak pernah diganti keputusannya. Dia telah menjanjikan Iblis untuk berusia hingga hari kiamat. Dia telah memberitahukan bahwa Iblis itu terlaknat dan akan masuk Jahannam, kelak Iblis akan menyampaikan khutbahnya di hadapan para pengikutnya di Jahannam dan seterusnya…
    Bagaimana kemudian dia ditawari taubat?!
    Karena diterimanya taubat dan pemberian syafaat baginya artinya membuang semua hal yang disampaikan Allah Swt dalam firman-Nya tersebut di atas.

Maka, berhati-hatilah bagi yang menyebarkan kedustaan nyata seperti ini. Setiap hadits yang berisi hal seperti ini dan sepanjang ini, maka telah menyebabkan keraguan, tidak boleh diterima hingga diperiksa.

Nasehat bagi yang sering membuka internet agar jangan terlalu cepat menyebarkan kedustaan-kedustaan dan hadits-hadits pendongeng seperti ini. Tapi tanyakan dulu kepada ahli ilmu.

Dan bahaya sekali menyebarkan hadits dusta, karena yang menyebarkannya akan mendapatkan dosa dusta dan bergabung dalam dusta dengan yang membuatnya.

Telah diingatkan dengan keras dalam hadits yang shahih :

عَنْ الْمُغِيْرَةِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ كَذِباً عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّداً فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ.

“Dari Mughirah R.a ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah Saw: Sesungguhnya berdusta atas (nama)ku tidaklah sama seperti berdusta atas nama orang lain. Barang siapa berdusta atas (nama)ku dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya dari Neraka.” [ HSR. Al-Bukhari (no. 1291) dan Muslim (I/10), diriwayatkan pula semakna dengan hadits ini oleh Abu Ya’la (I/414 no. 962), cet. Darul Kutub al-‘Ilmiyyah dari Sa’id bin Zaid]

Dan dalam sabda Nabi Muhamad Saw yang lain:

عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تَكْذِبُوْا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ يَكْذِبُ عَلَيَّ فَلْيَلِجِ النَّارَ.

“Dari ‘Ali bin Abi Thalib R.a, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah Saw, ‘Janganlah kamu berdusta atas (nama)ku, karena se-sungguhnya barang siapa yang berdusta atas namaku, maka pasti ia masuk Neraka.’” [HSR. Ahmad (I/83), al-Bukhari (no. 106), Muslim (I/9), dan at-Tirmidzi (no. 2660)]

Wallahu ta’ala a’lam

C. Fatwa dari Markaz Fatwa di bawah bimbingan DR. Abdullah al-Faqih :

Segala puji bagi Allah Swt, shalawat dan salam untuk Rasulullah Saw, keluarga dan shahabatnya.

Amma ba’du: Ini hadits tidak ada sumbernya, bahkan dusta nyata yang tidak boleh diceritakan kecuali untuk mengingatkan dan menjauhkan orang darinya. Di dalamnya ada kedustaan nyata yang tidak mungkin dilakukan oleh Rasulullah Saw. Wallahu a’lam

D.  Pendapat Lajnah  Mengenai Hadits Ini :

لحديث المذكور لا أصل له فيما نعلم ، والمصدر المنقول منه غير معروف ، فالواجب تركه وعدم نشره بين الناس” انتهى .

Hadits Yang di sebutkan tersebut tidak ada asal-usulnya tidak ada yang mengetahuinya sumber dan perkataan darinya (Cerita tersebut) tiadaklah dapat dikenal, Maka Kami Jawab tinggalkanlah hadits/Hikayat cerita palsu tersebut dan tidak menyebarkan cerita tersebut diantara manusia.
[Lajnah Daimah 3/252 Anggota : Syeikh Abdullah Bin Baz, Syeikh Abdul Aziz Alu syaikh, Syeikh Shalih Fauzan, Syeikh Bakar Abu Zaid]

——————————————-

Ini naskah hadits palsu tersebut :

عن معاذ بن جبل رضى الله عنه عن ابن عباس قال : كنا مع رسول الله في بيت رجل من الأنصار في جماعة فنادى منادِ : يا أهل المنزل .. أتأذنون لي بالدخول ولكم إليّ حاجة؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أتعلمون من المنادي؟ فقالوا : الله ورسوله أعلم فقال رسول الله: هذا إبليس اللعين لَعَنَه الله تعالى فقال عمر بن الخطاب رضي الله عنه : أتأذن لي يا رسول الله أن أقتله؟ فقال النبي : مهلاً يا عمر .. أما علمت أنه من المُنظَرين إلي يوم الوقت المعلوم؟ لكن افتحوا له الباب فإنه مأمور ، فافهموا عنه ما يقول واسمعوا منه ما يحدثكم قال ابن عباس رضي الله عنهما : فَفُتِحَ له الباب فدخل علينا فإذا هو شيخ أعور في لحيته سبع شعيرات كشعر الفرس الكبير ، وأنيابه خارجة كأنياب الخنزير وشفتاه كشفتي الثور فقال : السلام عليك يا محمد .. السلام عليكم يا جماعة المسلمين فقال النبي : السلام لله يا لعين ، قد سمعت حاجتك ما هي فقال له إبليس : يا محمد ما جئتك اختياراً ولكن جئتك اضطرارا فقال النبي : وما الذي اضطرك يا لعين فقال : أتاني ملك من عند رب العزة فقال إن الله تعالى يأمرك أن تأتي لمحمد وأنت صاغر ذليل متواضع وتخبره كيف مَكرُكَ ببني آدم وكيف إغواؤك لهم ، وتَصدُقَه في أي شيء يسألك ، فوعزتي وجلالي لئن كذبته بكذبة واحدة ولم تَصدُقَه لأجعلنك رماداً تذروه الرياح ولأشمتن الأعداء بك ، وقد جئتك يا محمد كما أُمرت فاسأل عما شئت فإن لم أَصدُقَك فيما سألتني عنه شَمَتَت بي الأعداء وما شيء أصعب من شماتة الأعداء فقال رسول الله : إن كنت صادقا فأخبرني مَن أبغض الناس إليك؟ فقال : أنت يا محمد أبغض خلق الله إليّ ، ومن هو على مثلك فقال النبي : ماذا تبغض أيضاً؟ فقال : شاب تقي وهب نفسه لله تعالى قال : ثم من؟ فقال : عالم وَرِع قال : ثم من؟ فقال : من يدوم على طهارة ثلاثة قال : ثم من؟ فقال : فقير صبور إذا لم يصف فقره لأحد ولم يشك ضره فقال : وما يدريك أنه صبور؟ فقال : يا محمد إذا شكا ضره لمخلوق مثله ثلاثة أيام لم يكتب الله له عمل الصابرين فقال : ثم من؟ فقال : غني شاكر فقال النبي : وما يدريك أنه شكور؟ فقال : إذا رأيته يأخذ من حله ويضعه في محله فقال النبي : كيف يكون حالك إذا قامت أمتي إلى الصلاة؟ فقال : يا محمد تلحقني الحمى والرعدة فقال : وَلِمَ يا لعين؟ فقال : إن العبد إذا سجد لله سجدة رفعه الله درجة فقال : فإذا صاموا؟ فقال : أكون مقيداً حتى يفطروا فقال : فإذا حجوا؟ فقال : أكون مجنوناً فقال : فإذا قرءوا القرآن؟ فقال : أذوب كما يذوب الرصاص على النار فقال: فإذا تصدقوا؟ فقال : فكأنما يأخذ المتصدق المنشار فيجعلني قطعتين فقال له النبي : وَلِمَ ذلك يا أبا مُرّة؟ فقال : إن في الصدقة أربع خصال .. وهي أن الله تعالي يُنزِلُ في ماله البركة وحببه إلي حياته ويجعل صدقته حجاباً بينه وبين النار ويدفع بها عنه العاهات والبلايا فقال له النبي : فما تقول في أبي بكر؟ فقال : يا محمد لَم يُطعني في الجاهلية فكيف يُطعني في الإسلام فقال : فما تقول في عمر بن الخطاب؟ فقال : والله ما لقيته إلا وهربت منه فقال : فما تقول في عثمان بن عفان؟ فقال : استحى ممن استحت منه ملائكة الرحمن فقال : فما تقول في علي بن أبي طالب؟ فقال : ليتني سلمت منه رأساً برأس ويتركني وأتركه ولكنه لم يفعل ذلك قط فقال رسول الله: الحمد لله الذي أسعد أمتي وأشقاك إلى يوم معلوم فقال له إبليس اللعين : هيهات هيهات .. وأين سعادة أمتك وأنا حي لا أموت إلي يوم معلوم! وكيف تفرح على أمتك وأنا أدخل عليهم في مجاري الدم واللحم وهم لا يروني ، فوالذي خلقني وانظَرَني إلي يوم يبعثون لأغوينهم أجمعين .. جاهلهم وعالمهم وأميهم وقارئهم وفاجرهم وعابدهم إلا عباد الله المخلصين فقال : ومن هم المخلصون عندك؟ فقال : أما علمت يا محمد أن من أحب الدرهم والدينار ليس بمخلص لله تعالى ، وإذا رأيت الرجل لا يحب الدرهم والدينار ولا يحب المدح والثناء علمت أنه مخلص لله تعالى فتركته ، وأن العبد ما دام يحب المال والثناء وقلبه متعلق بشهوات الدنيا فإنه أطوع مما أصف لكم! أما علمت أن حب المال من أكبر الكبائر يا محمد ، أما علمت أن حب الرياسة من أكبر الكبائر ، وإن التكبر من أكبر الكبائر يا محمد أما علمت إن لي سبعين ألف ولد ، ولكل ولد منهم سبعون ألف شيطان فمنهم من قد وَكّلتُه بالعلماء ومنهم قد وكلته بالشباب ومنهم من وكلته بالمشايخ ومنهم من وكلته بالعجائز ، أما الشبّان فليس بيننا وبينهم خلاف وأما الصبيان فيلعبون بهم كيف شاؤا ، ومنهم من قد وكلته بالعُبّاد ومنهم من قد وكلته بالزهاد فيدخلون عليهم فيخرجوهم من حال إلي حال ومن باب إلي باب حتى يسبّوهم بسبب من الأسباب فآخذ منهم الإخلاص وهم يعبدون الله تعالى بغير إخلاص وما يشعرون أما علمت يا محمد أن (برصيص) الراهب أخلص لله سبعين سنة ، كان يعافي بدعوته كل من كان سقيماً فلم اتركه حتى زني وقتل وكفر وهو الذي ذكره الله تعالى في كتابه العزيز بقوله تعالى كمثل الشيطان إذ قال للإنسان أكفر فلما كفر قال إني بريء منك إني أخاف الله رب العالمين أما علمت يا محمد أن الكذب منّي وأنا أول من كذب ومن كذب فهو صديقي ، ومن حلف بالله كاذباً فهو حبيبي ، أما علمت يا محمد أني حلفت لآدم وحواء بالله إني لكما لمن الناصحين .. فاليمين الكاذبة سرور قلبي ، والغيبة والنميمة فاكهتي وفرحي ، وشهادة الزور قرة عيني ورضاي ، ومن حلف بالطلاق يوشك أن يأثم ولو كان مرة واحدة ولو كان صادقاً ، فإنه من عَوّدَ لسانه بالطلاق حُرّمَت عليه زوجته! ثم لا يزالون يتناسلون إلي يوم القيامة فيكونون كلهم أولاد زنا فيدخلون النار من أجل كلمة. يا محمد إن من أمتك من يؤخر الصلاة ساعة فساعة .. كلما يريد أن يقوم إلي الصلاة لَزِمته فأوسوس له وأقول له الوقت باقٍ وأنت في شغل ، حتى يؤخرها ويصليها في غير وقتها فَيُضرَبَ بها في وجهه ، فإن هو غلبني أرسلت إليه واحدة من شياطين الإنس تشغله عن وقتها ، فإن غلبني في ذلك تركته حتى إذا كان في الصلاة قلت له انظر يميناً وشمالاً فينظر .. فعند ذلك أمسح بيدي على وجه وأُقَبّلَ ما بين عينيه وأقول له قد أتيت ما لا يصح أبداً ، وأنت تعلم يا محمد من أَكثَرَ الالتفات في الصلاة يُضرَب ، فإذا صلى وحده أمرته بالعجلة فينقرها كما ينقر الديك الحبة ويبادر بها ، فإن غلبني وصلى في الجماعة ألجمته بلجام ثم أرفع رأسه قبل الإمام وأضعه قبل الإمام وأنت تعلم أن من فعل ذلك بطلت صلاته ، ويمسخ الله رأسه رأس حمار يوم القيامة ، فإن غلبني في ذلك أمرته أن يفرقع أصابعه في الصلاة حتى يكون من المسبحين لي وهو في الصلاة ، فإن غلبني في ذلك نفخت في أنفه حتى يتثاءب وهو في الصلاة فإن لم يضع يده على فيه (فمه) دخل الشيطان في جوفه فيزداد بذلك حرصاً في الدنيا وحباً لها ويكون سميعاً مطيعاً لنا ، وأي سعادة لأمتك وأنا آمر المسكين أنا يدعَ الصلاة وأقول ليست عليك صلاة إنما هي على الذي أنعم الله عليه بالعافية لأن الله تعالي يقول ولا على المريض حرج ، وإذا أفقت صليت ما عليك حتى يموت كافراً فإذا مات تاركاً للصلاة وهو في مرضه لقي الله تعالى وهو غضبان عليه يا محمد وإن كنت كذبت أو زغت فأسال الله أن يجعلني رماداً ، يا محمد أتفرح بأمتك وأنا أُخرج سدس أمتك من الإسلام؟ فقال النبي : يا لعين من جليسك؟ فقال : آكل الربا فقال : فمن صديقك؟ فقال : الزاني فقال: فمن ضجيعك؟ فقال : السكران فقال : فمن ضيفك؟ فقال: السارق فقال : فمن رسولك؟ فقال : الساحر فقال : فما قرة عينيك؟ فقال : الحلف بالطلاق فقال : فمن حبيبك؟ فقال : تارك صلاة الجمعة فقال رسول الله : يا لعين فما يكسر ظهرك؟ فقال : صهيل الخيل في سبيل الله فقال : فما يذيب جسمك؟ فقال : توبة التائب فقال : فما ينضج كبدك؟ فقال : كثرة الاستغفار لله تعالي بالليل والنهار فقال : فما يخزي وجهك؟ فقال : صدقة السر فقال : فما يطمس عينيك؟ فقال: صلاة الفجر فقال : فما يقمع رأسك؟ فقال : كثرة الصلاة في الجماعة فقال : فمن أسعد الناس عندك؟ فقال: تارك الصلاة عامداً فقال : فأي الناس أشقي عندك؟ فقال : البخلاء فقال : فما يشغلك عن عملك؟ فقال : مجالس العلماء فقال : فكيف تأكل؟ فقال : بشمالي وبإصبعي فقال : فأين تستظل أولادك في وقت الحرور والسموم؟ فقال: تحت أظفار الإنسان فقال النبي : فكم سألت من ربك حاجة؟ فقال: عشرة أشياء فقال : فما هي يا لعين؟ فقال : سألته أن يشركني في بني آدم في مالهم وولدهم فأشركني فيهم وذلك قوله تعالى وشاركهم في الأموال والأولاد وَعِدهُم وما يَعِدهُم الشيطان إلا غروراً ، وكل مال لا يُزَكّى فإني آكل منه وآكل من كل طعام خالطه الربا والحرام ، وكل مال لا يُتَعَوَذ عليه من الشيطان الرجيم ، وكل من لا يتعوذ عند الجماع إذا جامع زوجته فإن الشيطان يجامع معه فيأتي الولد سامعاً ومطيعاً ، ومن ركب دابة يسير عليها في غير طلب حلال فإني رفيقه لقوله تعالي وأجلب عليهم بخيلك ورجلك وسألته أن يجعل لي بيتاً فكان الحمام لي بيتاً وسألته أن يجعل لي مسجداً فكان الأسواق وسألته أن يجعل لي قرأنا فكان الشعر وسألته أن يجعل لي ضجيعاً فكان السكران وسألته أن يجعل لي أعواناً فكان القدرية وسألته أن يجعل لي إخواناً فكان الذين ينفقون أموالهم في المعصية ثم تلا قوله تعالي: “إن المبذرين كانوا إخوان الشياطين” فقال النبي : لولا أتيتني بتصديق كل قول بآية من كتاب الله تعالى ما صدقتك فقال : يا محمد سألت الله تعالى أن أرى بنى آدم وهم لا يروني فأجراني على عروقهم مجرى الدم أجول بنفسي كيف شئت وإن شئت في ساعة واحدة .. فقال الله تعالى لك ما سألت ، وأنا أفتخر بذلك إلي يوم القيامة ، وإن من معي أكثر ممن معك وأكثر ذرية آدم معي إلي يوم القيامة وإن لي ولداً سميته عتمة يبول في أذن العبد إذا نام عن صلاة الجماعة ، ولولا ذلك ما وجد الناس نوماً حتى يؤدوا الصلاة وإن لي ولداً سميته المتقاضي فإذا عمل العبد طاعة سراً وأراد أن يكتمها لا يزال يتقاضى به بين الناس حتى يخبر بها الناس فيمحوا الله تعالى تسعة وتسعين ثواباً من مائة ثواب وإن لي ولداً سميته كحيلاً وهو الذي يكحل عيون الناس في مجلس العلماء وعند خطبة الخطيب حتى ينام عند سماع كلام العلماء فلا يكتب له ثواب أبداً وما من امرأة تخرج إلا قعد شيطان عند مؤخرتها وشيطان يقعد في حجرها يزينها للناظرين ويقولان لها أَخرِجي يدك فتخرج يدها ثم تبرز ظفرها فتهتك ثم قال : يا محمد ليس لي من الإضلال شيء إنما موسوس ومزين ولو كان الإضلال بيدي ما تركت أحداً على وجه الأرض ممن يقول لا إله إلا الله محمد رسول الله ولا صائما ولا مصلياً ، كما أنه ليس لك من الهداية شيء بل أنت رسول ومبلغ ولو كانت بيدك ما تركت على وجه الأرض كافراً ، وإنما أنت حجة الله تعالي على خلقه ، وأنا سبب لمن سبقت له الشقاوة ، والسعيد من أسعده الله في بطن أمه والشقي من أشقاه الله في بطن أمه فقرأ رسول الله قوله تعالى : ولا يزالون مختلفين إلا من رحم ربك ثم قرأ قوله تعالى : وكان أمر الله قدراً مقدوراً ثم قال النبي يا أبا مُرّة : هل لك أن تتوب وترجع إلى الله تعالى وأنا أضمن لك الجنة؟ فقال : يا رسول الله قد قُضِيَ الأمر وجَفّ القلم بما هو كائن إلى يوم القيامة فسبحان من جعلك سيد الأنبياء المرسلين وخطيب أهل الجنة فيها وخَصّكَ واصطفاك ، وجعلنى سيد الأشقياء وخطيب أهل النار وأنا شقي مطرود ، وهذا آخر ما أخبرتك عنه وقد صدقت فيه.

dan ini teks terjemahan hadists Palsu tersebut, mungkin banyak perbedaan versi lafadz terjemahan, namun kira-kira ya maknanya mirip :

Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal R.a  dari Ibn Abbas R.a, ia berkata: “Kami bersama Rasulullah Saw berada di rumah seorang sahabat dari golongan Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari luar: “Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, karena kalian membutuhkanku “.
Rasulullah Saw bertanya kepada para sahabat: “Apakah kalian tahu siapa yang menyeru itu ?”.

Para sahabat menjawab, “Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. “

Rasulullah berkata: “Dia adalah Iblis yang terkutuk – semoga Allah senantiasa melaknatnya.”

Umar bin Khattab R.a berkata: “Ya, Rasulullah, apakah engkau mengijinkanku untuk membunuhnya?”

Nabi Muhammad Saw berkata pelan: “Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk mereka yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan [hari kiamat]?. Sekarang silakan bukakan pintu untuknya, karena ia sedang diperintahkan Allah Swt. Fahamilah apa yang dia ucapkan dan dengarkan apa yang akan dia sampaikan kepada kalian!”
Ibnu Abbas berkata: “Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis masuk ke tengah-tengah kami. Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Dagunya berjanggut sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya [Masyquqatani] memanjang [terbelah ke atas, tidak ke samping], kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, kedua bibirnya seperti bibir macan/kerbau [Tsur].

Dia berkata, “Assalamu’alaika yaa Muhammad, assalamu ‘alaikum yaa Jamaa’atal-Muslimin [salam untuk kalian semua wahai golongan muslimin]“.

Nabi Muhammad Saw menjawab: “Assamu’lillah ya La’iin [Keselamatan hanya milik Allah Swt, wahai makhluq yang terlaknat]. Aku telah mengetahui, engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluanmu wahai Iblis”.

Iblis berkata: “Wahai Muhammad, aku datang bukan karena keinginanku sendiri, tetapi aku datang karena terpaksa [diperintah].”

Nabi Muhammad Saw berkata: “Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini, wahai terlaknat?”.

Iblis berkata, “Aku didatangi oleh seorang malaikat utusan Tuhan Yang Maha Agung, ia berkata kepada-ku ‘Sesungguhnya Allah Swt menyuruhmu untuk datang kepada Muhammad Saw dalam keadaan hina dan bersahaja. Engkau harus memberitahu kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaanmu dan rekayasamu terhadap Bani Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur apa saja yang ditanyakan kepadamu.

Allah Swt berfirman,” Demi kemulian dan keagungan-Ku, jika engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar, niscaya Aku jadikan kamu debu yang dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu karena bencana yang menimpamu”.

Wahai Muhammad, sekarang aku datang kepadamu sebagaimana aku diperintah. Tanyakanlah kepadaku apa yang kau inginkan. Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan kepadaku, niscaya musuhku akan puas atas musibah yang terjadi padaku. Tiada beban yang lebih berat bagiku daripada leganya musuh-musuhku yang menimpa diriku.”

Rasulullah Saw kemudian mulai bertanya: “Jika kamu jujur, beritahukanlah kepadaku, siapakah orang yang paling kamu benci?”

Iblis menjawab: “Engkau, wahai Muhammad, engkau adalah makhluq Allah yang paling aku benci, dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu.”

Rasulullah Saw : “Siapa lagi yang kamu benci?”

Iblis: “Anak muda yang taqwa, yang menyerahkan jiwanya kepada Allah Swt.”

Rasulullah Saw: “Lalu siapa lagi?”

Iblis: “Orang Alim dan Wara’ [menjaga diri dari Syubhat] yang saya tahu, lagi penyabar.”

Rasulullah Saw: “Lalu, siapa lagi?”

Iblis: “Orang yang terus menerus menjaga diri dalam keadaan suci dari kotoran.”

Rasulullah Saw: “Lalu, siapa lagi?”

Iblis: “Orang miskin [fakir] yang sabar, yang tidak menceritakan kefakirannya kepada orang lain dan tidak mengadukan keluh-kesahnya.”

Rasulullah Saw: “Bagaimana kamu tahu bahwa ia itu penyabar?”

Iblis: “Wahai Muhammad, jika ia mengadukan keluh kesahnya kepada makhluq sesamanya selama tiga hari, Tuhan tidak memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang sabar.”

Rasulullah Saw: “Lalu, siapa lagi?”

Iblis: “Orang kaya yang bersyukur.”

Rasulullah Saw bertanya: “Bagaimana kamu tahu bahwa ia bersyukur?”

Iblis: “Jika aku melihatnya mengambil dari dan meletakkannya pada tempat yang halal.”

Rasulullah Saw: Bagaimana keadaanmu jika umatku mengerjakan shalat?”

Iblis: “Aku merasa panas dan gemetar.”

Rasulullah Saw: “Kenapa, wahai terlaknat?”

Iblis: “Sesungguhnya, jika seorang hamba bersujud kepada Allah Swt sekali sujud saja, maka Allah Swt mengangkat derajatnya satu tingkat.”

Rasulullah Saw: “Jika mereka Shaum (puasa)?”

Iblis: “Saya terbelenggu sampai mereka berbuka puasa.”

Rasulullah Saw: “Jika mereka menunaikan haji?”

Iblis: “Saya menjadi gila.”

Rasulullah Saw: “Jika mereka membaca Al-Qur’an?’

Iblis: “Aku meleleh seperti timah di atas api.”

Rasulullah Saw: “Jika mereka berzakat?”

Iblis: “Seakan-akan orang yang berzakat itu mengambil gergaji atau kapak dan memotongku menjadi dua.”

Rasulullah Saw: “Mengapa begitu, wahai Abu Murrah?”

Iblis: “Sesungguhnya ada empat manfaat dalam zakat itu.
Pertama, Tuhan menurunkan berkah atas hartanya.
Kedua, menjadikan orang yang berzakat disenangi makhluq-Nya yang lain.
Ketiga, menjadikan zakatnya sebagai penghalang antara dirinya dengan api neraka.
Ke-empat, dengan zakat, Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak menimpanya”.

Rasulullah Saw: “Apa pendapatmu tentang Abu Bakar?”

Iblis: “Wahai Muhammad, pada zaman jahiliyah, dia tidak taat kepadaku, bagaimana mungkin dia akan mentaatiku pada masa Islam?”

Rasulullah Saw: “Apa pendapatmu tentang Umar bin Khattab?”

Iblis: “Demi Tuhan, tiada aku bertemu dengannya kecuali aku akan lari darinya.”

Rasulullah Saw: “Apa pendapatmu tentang Utsman bin Affan?”

Iblis: “Aku malu dengan orang yang para malaikat saja malu kepadanya.”

Rasulullah Saw: “Apa pendapatmu tentang Ali bin Abi Thalib?”

Iblis: “Andai saja aku dapat selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya [menukar darinya kepala dengan kepala], dan kemudian ia meninggalkanku dan aku meninggalkannya, tetapi dia sama sekali tidak pernah melakukan hal itu.”

Rasulullah Saw: “Segala puji hanya bagi Allah Swt yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu sampai hari kiamat.”

Iblis yang terlaknat berkata kepada Nabi Muhammad Saw: “Hay-Hata Hay-Hata .. [tidak mungkin- tidak mungkin]. Mana bisa umatmu bahagia sementara aku hidup dan tidak mati sampai hari kiamat. Bagaimana kamu senang dengan umatmu sementara aku masuk ke dalam diri mereka melalui aliran darah, daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang menciptakanku dan membuatku menunggu sampai hari mereka dibangkitkan. Akan aku sesatkan mereka semua, baik yang bodoh maupun yang pandai, yang buta-huruf dan yang melek-huruf. Yang kafir dan yang suka beribadah, kecuali hamba yang Mukhlis [ikhlas].”

Rasulullah Saw: “Siapa yang mukhlis itu menurutmu?”

Iblis dengan panjang-lebar menjawab: “Apakah engkau tidak tahu, wahai Muhammad. Barang siapa cinta dirham dan dinar, dia tidak termasuk orang ikhlas untuk Allah Swt. Jika aku melihat orang tidak suka dirham dan dinar, tidak suka puji dan pujaan, aku tahu bahwa dia itu ikhlas karena Allah Swt, maka aku tinggalkan ia. Sesungguhnya hamba yang mencintai harta, pujian dan hatinya tergantung pada nafsu [syahwat] dunia, dia lebih rakus dari orang yang saya jelaskan kepadamu. Tak tahukah engkau, bahwa cinta harta termasuk salah satu dosa besar.

Wahai Muhammad, tak tahukan engkau bahwa cinta kedudukan [Riyasah] termasuk dosa besar. Dan bahwa sombong, juga termasuk dosa besar. Wahai Muhammad, tidak tahukan engkau, bahwa aku punya tujuh puluh ribu anak. Setiap anak dari mereka, punya tujuh puluh ribu syaithan. Diantara mereka telah aku tugaskan untuk menggoda golongan ulama, dan sebagian lagi menggoda anak muda, sebagian lagi menggoda orang-orang tua, dan sebagian lagi menggoda orang-orang lemah. Adapun anak-anak muda, tidak ada perbedaan di antara kami dan mereka, sementara anak-anak kecilnya, mereka bermain apa saja yang mereka kehendaki bersamanya.

Sebagian lagi telah aku tugaskan untuk menggoda orang-orang yang rajin beribadah, sebagian lagi untuk kaum yang menjauhi dunia [zuhud]. Syetan masuk ke dalam dan keluar dari diri mereka, dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, dari satu pintu ke pintu yang lain, sampai mereka mempengaruhi manusia dengan satu sebab dari sebab-sebab yang banyak. Lalu syaithan mengambil keikhlasan dari mereka. Menjadikan mereka menyembah Allah Swt tanpa rasa ikhlas, tetapi mereka tidak merasa. Apakah engkau tidak tahu, tentang Barshisha, sang pendeta yang beribadah secara ikhlas selama tujuh puluh tahun, hingga setiap orang yang sakit menjadi sehat berkat dakwahnya. Aku tidak meninggalkannya sampai dia dia berzinah, membunuh, dan kafir [ingkar]. Dialah yang disebut oleh Allah Swt dalam Al-Qur’an dengan firmannya [dalam Surah Al Hasyr]: “(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika mereka berkata pada manusia:”Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata:”Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam”. (QS. 59:16).

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu berasal dariku. Akulah orang yang pertama kali berbohong.

Barang siapa berbohong, dia adalah temanku, dan barang siapa berbohong kepada Allah, dia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku bersumpah kepada Adam dan Hawa, “Demi Allah aku adalah penasihat kamu berdua.”
Maka, sumpah palsu merupakan kesenangan hatiku, Ghibah, membicarakan kejelekan orang lain, dan Namimah, mengadu domba adalah buah kesukaanku, melihat yang jelek-jelek adalah kesukaan dan kesenanganku.

Barang siapa Talaq, bersumpah untuk cerai, maka sesungguhnya dia mendekati perbuatan dosa, meskipun hanya sekali, dan meskipun ia benar.

Barang siapa membiasakan lisannya dengan ucapan cerai, isterinya menjadi haram baginya. Jika mereka masih memiliki keturunan sampai hari kiamat, maka anak mereka semuanya adalah anak-anak hasil zinah. Mereka masuk neraka hanya karena satu kata saja.

Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara umatmu ada yang mengakhirkan shalat barang satu dua jam. Setiap kali mau shalat, aku temani dia dan aku goda dia. Kemudian aku katakan kepadanya: “Masih ada waktu, sementara engkau sibuk”.
Sehingga dia mengakhirkan shalatnya dan mengerjakannya tidak pada waktunya, maka Tuhan memukul wajahnya. Jika ia menang atasku, maka aku kirim satu syaithan yang membuatnya lupa waktu shalat. Jika ia menang atasku, aku tinggalkan dia sampai ketika mengerjakan shalat aku katakan kepadanya,’ Lihatlah kiri-kanan’, lalu ia menengok. Saat itu aku usap wajahnya dengan tanganku dan aku cium antara kedua matanya dan aku katakan kepadanya, ‘Aku telah menyuruh apa yang tidak baik selamanya.’ Dan engkau sendiri tahu wahai Muhammad, siapa yang sering menoleh dalam shalatnya, Allah Swt akan memukul wajahnya.

Jika ia menang atasku dalam hal shalat, ketika shalat sendirian, aku perintahkan dia untuk tergesa-gesa. Maka ia ‘mencucuk’ shalat seperti ayam mematuk biji-bijian dengan tergesa-gesa. Jika ia menang atasku, maka ketika shalat berjamaah aku cambuk dia dengan ‘Lijam’ [cambuk] lalu aku angkat kepalanya sebelum imam mengangkat kepalanya. Aku letakkan ia hingga mendahului imam. Kamu tahu bahwa siapa yang melakukan itu, batallah shalatnya dan Allah Swt akan mengganti kepalanya dengan kepala keledai pada hari kiamat nanti.

Jika ia masih menang atasku, aku perintahkan dia untuk mengacungkan jari-jarinya ketika shalat sehingga dia mensucikan aku ketika ia sholat. Jika ia masih menang, aku tiup hidungnya sampai dia menguap. Jika ia tidak menaruh tangan di mulutnya, syaithan masuk ke dalam perutnya dan dengan begitu ia bertambah rakus di dunia dan cinta dunia. Dia menjadi pendengar kami yang setia.

Bagaimana umatmu bahagia sementara aku menyuruh orang miskin untuk meninggalkan shalat. Aku katakan kepadanya,’ Shalat tidak wajib atasmu. Shalat hanya diwajibkan atas orang-orang yang mendapatkan nikmat dari Allah’. Aku katakan kepada orang yang sakit: “Tinggalkanlah shalat, sebab ia tidak wajib atasmu. Shalat hanya wajib atas orang yang sehat, karena Allah berkata :” Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, ………
Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya.” (QS. 24:61)
Tidak ada dosa bagi orang yang sakit. Jika kamu sembuh, kamu harus shalat yang diwajibkan”. Sampai dia mati dalam keadaan kafir.

Jika dia mati dan meninggalkan shalat ketika sakit, dia bertemu Tuhan dan Tuhan marah kepadanya.

Wahai Muhammad, jika aku bohong dan ngawur, maka mintalah kepada Tuhan untuk membuatku jadi pasir.
Wahai Muhammad, bagaimana engkau bahagia melihat umatmu, sementara aku mengeluarkan seper-enam umatmu dari Islam.

Nabi Muhammad Sawberkata: “Wahai terlaknat, siapa teman dudukmu?”

Iblis: “Pemakan Riba’.”

Nabi Muhammad Saw: “Siapa teman kepercayaanmu [Shadiq]?”

Iblis: “Penzinah.”

Nabi Muhammad Saw: “Siapa teman tidurmu?”

Iblis: “Orang yang mabuk.”

Nabi Muhammad Saw: “Siapa tamumu?”

Iblis: “Pencuri.”

Nabi Muhammad Saw: “Siapa utusanmu?”

Iblis: “Tukang Sihir.”

Nabi Muhammad Saw: “Apa kesukaanmu?”

Iblis: “Orang yang bersumpah cerai.”

Nabi Muhammad Saw: “Siapa kekasihmu?”

Iblis: “Orang yang meninggalkan shalat Jum’at.”

Nabi Muhammad Saw: “Wahai terlaknat, siapa yang memotong punggungmu?”

Iblis: “Ringkikan kuda untuk berperang di jalan Allah.”

Nabi Muhammad Saw: “Apa yang melelehkan badanmu?”

Iblis: “Taubatnya orang yang sungguih-sungguh bertaubat.”

Nabi Muhammad Saw: “Apa yang menggosongkan [membuat panas] hatimu?”

Iblis: “Istighfar yang banyak kepada Allah siang dan malam.

Nabi Muhammad Saw: “Apa yang memuramkan wajahmu (membuat merasa malu dan hina)?”

Iblis: “Zakat secara sembunyi-sembunyi.”

Nabi Muhammad Saw: “Apa yang membutakan matamu?”

Iblis: “Shalat diwaktu sahur [menjelang shubuh].”

Nabi Muhammad Saw: “Apa yang memukul kepalamu?”

Iblis: “Memperbanyak shalat berjamaah.”

Nabi Muhammad Saw: “Siapa yang paling bisa membahagiakanmu?”

Iblis: “Orang yang sengaja meninggalkan shalat.”

Nabi Muhammad Saw: “Siapa manusia yang paling sengsara [celaka] menurutmu?”

Iblis: “Orang kikir – pelit – kedekut.”

Nabi Muhammad Saw: “Siapa yang paling menyita pekerjaanmu [menyibukkanmu]?”

Iblis: “Majelis-majelis ulama.”

Nabi Muhammad Saw: “Bagaimana kamu makan?”

Iblis: “Dengan tangan kiriku dan dengan jari-jariku.”

Nabi Muhammad Saw: “Di mana kamu lindungkan anak-anakmu ketika panas?”

Iblis: “Di balik kuku-kuku manusia.”

Nabi Muhammad Saw: “Berapa keperluanmu yang kau mintakan kepada Allah?”

Iblis: “Sepuluh perkara.”

Nabi Muhammad Saw: “Apa sajakah itu, wahai terlaknat?”

Iblis: “Aku minta kepada-Nya untuk agar saya dapat berserikat dalam diri Bani Adam, dalam harta dan anak-anak mereka. Dia mengijinkanku berserikat dalam kelompok mereka.
Itulah maksud firman Allah Swt: “Dan hasutlah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka.” (QS. 17:64)

Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur Riba’ dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari syaithan ketika bersetubuih dengan isterinya maka syaithan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku. Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya.

Itulah maksud firman Allah Swt: ” ……., dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki …… (QS. 17:64) .

Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar-mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Aku memohon agar saya punya Al-Qur’an, maka syair adalah Al-Qur’anku. Saya memohon agar punya adzan, maka terompet adalah panggilan adzanku. Saya
memohon agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya punya teman-teman yang menolongku, maka maka kelompok al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku. Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfaq-kan harta kekayaannya untuk kemaksiyatan adalah teman dekat-ku. Ia kemudian membaca ayat: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya.” (QS. 17:27)

Rasulullah Saw berkata: “Andaikata tidak setiap apa yang engkau ucapkan didukung oleh ayat-ayat dari Kitabullah tentu aku tidak akan membenarkanmu.”

Lalu Iblis meneruskan: “Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam sementara mereka tidak dapat melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku dapat mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku dapat berjalan ke manapun sesuai dengan kemauanku dan dengan cara bagaimanapun. Kalau saya mau, dalam sesaatpun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku: “Engkau dapat melakukan apa saja yang kau minta”.

Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari kiamat.

Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Isya’. Andaikata tidak karenanya tentu ia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum menjalankan shalat. Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan ibadah dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan ditengah-tengah manusia sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahala-Nya sehingga yang tersisa hanya satu pahala, sebab, setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala. Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal. Ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang ada di majlis pengajian dan ketika khatib sedang memberikan khutbah, sehingga, mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak dapat mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Bagi mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya.

Setiap kali ada perempuan keluar pasti ada syaithan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua syaithan itu kemudian berkata kepadanya, ‘keluarkan tanganmu’. Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya.

Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak dapat menyesatkan sedikitpun, akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikata saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak akan membiarkan segelintir manusia-pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan “Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya”, dan tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak memberikan hidayat sedikitpun kepada siapa saja, akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanah dari Tuhan. Andaikata engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orang-pun kafir di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai Hujjah [argumentasi] Tuhan terhadap makhluk-Nya. Sementara saya adalah hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah Swt menjadi orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah Swt sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah Swt sejak dalam perut ibunya.

Kemudian Rasulullah Saw membacakan firman dalam QS Hud: “Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, (QS. 11:118)
kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Rabbmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan; sesungguh-nya Aku akan memenuhi neraka jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.” (QS. 11:119)
dilanjutkan dengan: “Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku,” (QS. 33:38)”.

Kemudian Rasulullah Saw berkata lagi kepada Iblis: “Wahai Abu Murrah [Iblis], apakah engkau masih mungkin bertaubat dan kembali kepada Allah Swt, sementara saya akan menjaminmu masuk surga.”

Ia iblis menjawab: “Wahai Rasulullah Saw, ketentuan telah memutuskan dan Qalam-pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari kiamat nanti. Maka Maha Suci Tuhan, yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khatib para penduduk surga. Dia, telah memilih dan meng-khususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang yang celaka dan khatib para penduduk neraka. Saya adalah makhluq celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu dan saya mengatakan yang sejujurnya”.

Segala puji hanya milik Allah Swt, Tuhan Semesta Alam, awal dan akhir, dzahir dan bathin. Semoga shalawat dan salam sejahtera tetap selalu diberikan kepada seorang Nabi yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya serta para Utusan dan Para Nabi.

Ada 10 Surah Yang Dapat Menghalangii Dari 10 ujianBesar Allah Swt


  1. Surah Al-Fatihah dapat memadam kemurkaan Allah Swt.
  2. Surah Yasin dapat menghilangkan rasa dahaga atau kehausan pada hari Kiamat.
  3. Surah Dukhan dapat membantu kita ketika menghadapi ujian Allah Swt pada hari kiamat.
  4. Surah Al-Waqiah dapat melindungi kita dari ditimpa kesusahan atau fakir.
  5. Surah Al-Mulk dapat meringankan azab di dalam kubur.
  6. Surah Al-Kautsar dapat merelakan segala perbalahan.
  7. Surah Al-Kafirun dapat menghalang kita dari menjadi kafir ketika menghadapi kematian.
  8. Surah Al-Ikhlas dapat melindungi kita dari menjadi golongan munafiq.
  9. Surah Al-Falq dapat menghapuskan perasaan hasad dengki.
  10. Surah An-Nas dapat melindungi kita dari ditimpa penyakit was-was.

Siapa Yang Terusir Dari Telaga Rasulullah Saw ?


Jika kita berbicara tentang telaga, mungkin yang akan terbayang di benak kita adalah tentang keindahannya. Airnya yang jernih kebiruan, pepohonan yang hijau dan rindang di sekitarnya, kicauan burung-burung yang membelah langit di atas telaga, dan keindahan lain yang dapat kita temui di sekitar telaga. Itulah keindahan telaga di dunia.

Tahukah Engkau, di Hari Akhir Nanti pun Akan Ada Telaga?

Berita tentang keberadaan telaga di hari akhir ini telah dijelaskan jauh hari oleh Rasulullah Saw. Tentu saja sebagai muslimah yang baik, kita harus mengimani hal ini meskipun akal kita tak mampu menjangkaunya. Ketahuilah wahai saudaraku, pembahasan mengenai telaga di hari akhir ini merupakan pembahasan yang berkaitan dengan keimanan terhadap hari akhir. Karena itu, ketundukan terhadap nash-nash Syar’i harus lebih didahulukan daripada pemikiran akal semata. Nah, bagaimanakah sebenarnya telaga di hari akhir tersebut? Semoga Allah Swt memudahkan kita dalam membahas hal ini.

Setiap Nabi Memiliki Telaga (Haudh) Lafadz Al-Haudh ( ﺽﻮﺤﻟﺍ ) secara bahasa adalah Al-Jam’u (kumpulan), dikatakan menghimpun (mengumpulkan) air, lalu ditempatkan pada suatu wadah apabila telah terkumpul. Kadang-kadang dimaknai dengan wadah air. Secara Syar’i (terminologi), makna Al-Haudh adalah telaga air yang turun dari sungai surga pada hari kiamat yang diperuntukkan bagi Nabi Muhammad Saw, sebagaimana yang ditunjukkan oleh hadits-hadits Mutawatir dan berdasarkan kesepakatan ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah. (Lihat Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas).

Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya aku telah mendahului kalian menuju Al-Haudh…” (HR. Bukhari dan Muslim dari sahabat Sahl bin Sa’d).

Saudaraku, perlu kita ketahui bahwa setiap Nabi Muhammad Saw memiliki telaga. Namun telaga Rasulullah Saw adalah yang paling besar, paling mulia, paling indah, dan paling banyak pengikutnya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad Saw yang artinya, “Sesungguhnya setiap Nabi memiliki telaga, mereka membanggakan diri, siapa di antara mereka yang paling banyak peminumnya (pengikutnya). Dan aku berharap, akulah yang paling banyak pengikutnya.” (HR. Tirmidzi)

Karakteristik Telaga Rasulullah Saw Saudaraku, Rasulullah Saw telah menceritakan tentang ciri-ciri telaga beliau kepada kita. Ketahuilah saudaraku, telaga Rasulullah Saw adalah telaga yang paling indah di antara telaga-telaga Nabi lainnya. Dan telaga tersebut diperuntukkan untuk kita, umat Nabi Muhammad Saw.
Karena itulah kita patut bergembira akan hal itu. Telaga Rasulullah Saw airnya lebih putih dari susu. Rasanya lebih manis daripada madu. Lebih harum dari minyak kesturi. Panjangnya sama dengan lebarnya, yaitu satu bulan perjalanan. Gayungnya bagaikan bintang di langit dalam jumlah dan indahnya. Telaga Rasulullah Saw memiliki dua saluran yang dihubungkan ke surga, yaitu ke sungai Al-Kautsar. Barang siapa yang minum seteguk air darinya, maka tidak akan kehausan lagi selamanya.

Nabi Muhammad Saw bersabda yang artinya, “Telagaku (panjang dan lebarnya) satu bulan perjalanan, airnya lebih putih daripada susu, aromanya lebih harum daripada kesturi, bejananya sebanyak bintang di langit, siapa yang minum darinya, ia tidak akan merasa haus selamanya.” (HR. Bukhari).

Lalu, dimanakah letak Al-Haudh?
Ulama berbeda pendapat tentang letak Haudh, apakah setelah atau sebelum Shirath (jembatan yang dibentangkan di atas Neraka Jahannam yang akan dilewati umat manusia menuju Surga sesuai amal perbuatan mereka).

Imam Qurthubi mengatakan bahwa Haudh terletak sebelum manusia meniti Shirath, tepatnya di padang mahsyar. Dalilnya adalah ada sebagian orang yang ingin ke Haudh, namun ia di usir darinya. Sedang Imam Bukhari berpendapat bahwa letak Haudh adalah setelah Shirath. Walllahu Ta’ala a’lam,

Pendapat yang terkuat adalah pendapat Imam Qurthubi. Orang-Orang yang Di usir dari Telaga Sungguh indah telaga Rasulullah Saw. Namun tahukah engkau saudaraku, bahwa tidak semua umat Rasulullah Saw bisa minum dari telaga beliau. Akan ada orang-orang yang diusir dari telaga beliau. Siapakah mereka?

Nabi Muhammad Saw bersabda, “Aku akan berada di atas telagaku nanti di akhirat menunggu siapa-siapa yang datang kepadaku. lalu didatangkan kepadaku beberapa orang dari ummatku. Aku berkata; Mereka itu ummatku. Lalu dikatakan kepadaku ; Kamu (Muhammad) tidak tahu kalau mereka itu telah menyelisihi sunnahmu.” (HR. Bukhari No. 7048 dan Muslim No. 2293)
Sungguh akan ada yang terusir dari telaga di antara umat Muhammad Saw. Celakalah orang yang menambah-nambah [berbuat Bid’ah] dalam agama setelah Nabi Muhammad Saw meninggal dunia.

Salah satu golongan manusia yang akan di usir dari telaga Rasulullah Saw adalah orang-orang yang mengganti-ganti syari’at yang telah Rasulullah Saw ajarkan. Maka hendaknya kita berhati-hati akan hal ini. Kerjakanlah ibadah hanya yang Rasulullah Saw lakukan dan ajarkan kepada umatnya. Periksalah setiap amal ibadah kita, sesuaikah dengan tuntunan Nabi Muhammad Saw?

Tanyalah diri kita ketika hendak melakukan sebuah ibadah, apakah ibadah tersebut sesuai dengan syari’at yang dibawa oleh Rasulullah Saw ?

Adakah dalil yang memerintahkannya? Karena setiap amal ibadah hukum asalnya adalah haram dikerjakan, kecuali jika ada dalil yang mensyariatkannya.

Imam Qurthubi mengatakan bahwa ulama berpendapat setiap orang yang murtad dan ahlu bid’ah adalah orang yang terusir dari telaga. Yang paling keras pengusirannya adalah yang paling jauh dan menyimpang dari ajaran para salaf. Termasuk di dalamnya adalah orang yang berbuat dzalim dan menutupi kebenaran, memusuhi dan menghina orang-orang yang
membela kebenaran, serta orang-orang yang mengikuti hawa nafsu dan bid’ah. Adapun orang-orang munafik, akan disikapi sebagaimana sikap yang nampak. Nabi Muhammad Saw akan mengajaknya ke telaga, lalu disingkapkan tabir mereka sehingga diketahui bahwa mereka kafir.

Lalu Nabi Muhammad Saw berkata, “Menjauhlah kalian!” Dikenali dari Bekas Wudhu

Dari Abu Hurairah R.a , Rasulullah Saw bersabda : “(Panjang sisi) telagaku lebih jauh jaraknya antara Ailah dan ‘Adn (keduanya adalah nama tempat), lebih putih dari salju, lebih manis daripada madu yang dicampur susu, bejana-bejananya lebih banyak dari jumlah bintang-bintang, dan aku benar-benar akan menghalangi manusia darinya sebagaimana seorang yang menghalangi unta milik orang lain dari telaganya.”

Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah engkau mengenali kami waktu itu?”
Kemudian Rasulullah Saw menjawab, “Ya, kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki oleh umat-umat yang lain. Kalian datang kepadaku dengan anggota wudhu yang putih bersinar dari bekas wudhu”. (HR. Muslim)

Demikianlah saudaraku, sedikit pembahasan tentang telaga Rasulullah. Semoga kita dapat berkunjung ke telaga Nabi Muhammad Saw. Meminum airnya yang lebih putih dari susu, lebih harum dari kesturi, dan lebih manis dari madu. Aamiin ya Mujibas Saailin.

Maraji’: * Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Pustaka Imam Asy-Syafi’i * Kajian kitab Ushulus Sunnah karya Imam Ahmad oleh Ustadz Aris Munandar Disunting dari catatan Ummu Nafisah Muraja’ah: Ustadz Nur Kholis, Lc.

Apa itu Sidratul Muntaha ?


Sidratul Muntaha [arab: سدرة المنتهى], Allah Swt sebutkan makhluk istimewa ini dalam Al-Qur’an, di surat An-Najm,

أَفَتُمَارُونَهُ عَلَى مَا يَرَى  وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى  عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى  عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى  إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى  مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى  لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى

Apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya?  Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,  yaitu  di Sidratil muntaha.  di dekatnya ada syurga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.  penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.  Sesungguhnya Dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. (QS. An-Najm: 12 – 18)

Tafsir Umum
Apakah orang musyrikin hendak meragukan dan membantah bahwa Rasulullah Saw telah melihat Jibril A.s. Padahal dia telah melihat Jibril A.s dalam bentuk aslinya sebanyak dua kali: (1) ketika Jibril A.s berada di atas ufuk yang tinggi (di bawah langit dunia) dan Jibril A.s mendekat untuk menyampaikan wahyu kepadanya. (2) ketika di Sidratul Muntaha di atas langit ke tujuh, pada saat beliau menjalani Isra’ Mi’raj.

Nabi Muhammad Saw melihat Jibril A.s di tempat tersebut, tempat para arwah yang tinggi dan suci, yang tidak bisa didekati setan atau arwah yang buruk.

Di dekat Sidratul Muntaha terdapat surga yang berisi seluruh puncak kenikmatan, yang menjadi puncak angan-angan. Ini dalil bahwa surga berada di tempat yang sangat tinggi, di atas langit ketujuh.

Ketika Sidratul Muntaha diliputi dengan ketetapan dari Allah Swt. Menjadi sesuatu yang sangat besar dan indah dengan gemerlap warna. Tidak ada yang bisa menggambarkan  keindahannya dengan rinci kecuali Allah Swt. Pandangan Nabi Muhammad Saw tidak tolah toleh dari arah yang menjadi tujuannya, tidak juga melebihi batas yang di izinkan. Ini menunjukkan bagaimana adab beliau Saw.

Beliau melihat berbagai kejadian yang luar biasa. Beliau melihat surga, melihat neraka dan melihat kejadian ghaib pada malam Isra’ Mi’raj.  (simak Taisir Karim Ar-Rahman, hlm. 818)

Makna kata: Sidratul Muntaha

Sidrah artinya pohon Sidr (bidara), sama nama namun hakekatnya beda. Muntaha artinya puncak.

Ibnu Abbas dan para ahli tafsir mengatakan,

سميت سدرة المنتهى لأن علم الملائكة ينتهي إليها ولم يجاوزها أحد إلا رسول الله صلى الله عليه وسلم وحكي عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه أنها سميت بذلك لكونها ينتهي إليها ما يهبط من فوقها وما يصعد من تحتها من أمر الله تعالى

Dinamakan Sidratul Muntaha (pohon puncak), karena ilmu malaikat puncaknya sampai di sini. Tidak ada yang bisa melewatinya, kecuali Rasulullah Saw. Dan diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud R.a, bahwa dinamakan Sidratul Muntaha karena semua ketetapan Allah Swt yang turun, pangkalnya dari sana dan semua yang naik, ujungnya ada di sana. (Ta’liqat ‘Ala Shahih Muslim, Muhamad Fuad Abdul Baqi, 1/145).

Tidak jauh berbeda dengan apa yang dsampaikan Imam As-Sa’di. Dalam tafsirnya, beliau menjelaskan alasan penamaan Sidratul Muntaha,

سميت سدرة المنتهى، لأنه ينتهي إليها ما يعرج من الأرض، وينزل إليها ما ينزل من الله، من الوحي وغيره، أو لانتهاء علم الخلق إليها أي: لكونها فوق السماوات والأرض، فهي المنتهى في علوها أو لغير ذلك، والله أعلم.

Dinamakan Sidratul Muntaha, karena tempat pohon ini merupakan puncak segala sesuatu yang naik dari bumi, dan yang Allah Swt turunkan, pangkalnya di sidratul muntaha, baik wahyu atau lainnya. Bisa juga dimaknai, karena Sidratul Muntaha merupakan puncak yang diketahui makhluk. (lebih dari itu, makhluk tidak tahu), karena pohon ini berada di atas langit dan bumi. Sehingga Sidratul Muntaha merupakan puncak ketinggian, atau lainnya. Allahu a’lam

Sifat Sidratul Muntaha

Terdapat beberapa riwayat shahih yang menjelaskan sifat fisik Sidratul Muntaha, berikut diantaranya,

1. Hadis dari Anas bin Malik R.a, Nabi Muhammad Saw bersabda,

وَرُفِعَتْ لِي سِدْرَةُ المُنْتَهَى، فَإِذَا نَبِقُهَا كَأَنَّهُ قِلاَلُ هَجَرَ وَوَرَقُهَا  كَأَنَّهُ آذَانُ الفُيُولِ فِي أَصْلِهَا أَرْبَعَةُ أَنْهَارٍ نَهْرَانِ بَاطِنَانِ، وَنَهْرَانِ ظَاهِرَانِ، فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ، فَقَالَ: أَمَّا البَاطِنَانِ: فَفِي الجَنَّةِ، وَأَمَّا الظَّاهِرَانِ: النِّيلُ وَالفُرَاتُ

Aku melihat Sidratul-Muntaha di langit ke tujuh. Buahnya seperti kendi daerah Hajar, dan daunnya seperti telinga gajah. Dari akarnya keluar dua sungai luar dan dua sungai dalam. Kemudian aku bertanya, “Wahai Jibril, apakah keduanya ini?” Dia menjawab, “Adapun dua yang dalam itu ada di surga sedangkan dua yang di luar itu adalah Nil dan Eufrat. (HR. Bukhari 3207)

Dalam riwayat Ahmad (12673), terdapat keterangan,

رُفِعَتْ لِي سِدْرَةُ الْمُنْتَهَى فِي السَّمَاءِ السَّابِعَةِ

“..kemudian aku melihat Sidratul Muntaha di langit ketujuh..”

2. Hadis dari Asma bintu Abu Bakar R.ha, beliau mendengar Rasulullah Saw menjelaskan tentang Sidratul Muntaha,

يَسِيرُ الرَّاكِبُ فِي ظِلِّ الفَنَنِ مِنْهَا مِائَةَ سَنَةٍ، أَوْ يَسْتَظِلُّ بِظِلِّهَا مِائَةُ رَاكِبٍ، فِيهَا فِرَاشُ الذَّهَبِ كَأَنَّ ثَمَرَهَا الْقِلَالُ

Orang yang naik kuda baru bisa melintasi bayang-bayangnya selama seratus tahun atau seratus penunggang kuda, bisa dinaungi bayang-bayangnya, di sana ada laron dari emas, buahnya seperti kendi besar. (HR. Turmudzi 2541 dan beliau menilai: Hasan Shahih).

3. Hadis dari Abu Dzar al Ghifari R.a, Rasulullah Saw bersabda,

حَتَّى انْتَهَى بِي إِلَى سِدْرَةِ المُنْتَهَى، وَغَشِيَهَا أَلْوَانٌ لاَ أَدْرِي مَا هِيَ

“…hingga saya berhenti di sidratil muntaha, dan pohon ini diliputi warna, yang saya tidak tahu apa itu.”

4. Dari Anas bin Malik R.a, Rasulullah Saw bersabda,

لَمَّا عُرِجَ بِي إِلَى السَّمَاءِ السَّابِعَةِ ذُهِبَ بِي إِلَى سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى، …. فَلَمَّا غَشِيَهَا مِنْ أَمْرِ اللَّهِ مَا غَشِيَهَا، تَغَيَّرَتْ، فَمَا أَحَدٌ مِنَ النَّاسِ يَسْتَطِيعُ أَنْ يَنْعَتَهَا مِنْ حُسْنِهَا

Ketika saya di Mi’rajkan ke langit ke tujuh, saya diajak ke Sidratul Muntaha,… ketika pohon ini diliputi perintah Allah Swt, dia berubah. Tidak ada seorangpun manusia yang mampu menggambarkannya, karena sangat indah. (HR. Abu Ya’la Al-Mushili 3450 dan dishahihkan Husain Salim Asad).

Dari beberapa hadis di atas, kita bisa menyimpulkan gambaran Sidratul Muntaha,

  1. Sidratul muntaha bentuknya pohon, layaknya pohon bidara. Sama nama, namun beda hakekat.
  2. Pohon ini berada di atas langit ketujuh.
  3. Pohon ini sangat besar, hingga ketika penunggang kuda hendak melintasi bayang-bayangnya, dia membutuhkan waktu 100 tahun baru bisa sampai ke ujung.
  4. Sidratul Muntaha memiliki duan dan buah
  5. Daun Sidratul Muntaha seperti telinga gajah, dan buahnya seperti kendi yang sangat besar.
  6. Terdapat laron-laron dari emas di sana.
  7. Diliputi dengan perintah Allah Swt, hingga warnanya berubah.
  8. Pohon Sidratul Muntaha sangat indah, hingga tidak ada manusia yang mampu menggambarkan keindahannya.
  9. Di dekat Sidratul Muntaha terdapat surga

Ya Rabb, berikan kami kekuatan Istiqamah dan masukkan kami ke dalam surga-Mu dengan rahmat-Mu. Amiin

Allahu a’lam